# Ciri-ciri ilmu yang bermanfaat di dalam diri seseorang #
• Menghasilkan rasa takut dan cinta kepada Allah
• Menjadikan hati tunduk atau khusyuk kepada Allah dan merasa hina di hadapan-Nya dan selalu bersikap tawaduk
• Membuat jiwa selalu merasa cukup (qanaah) dengan hal-hal yang halal walaupun sedikit yang itu merupakan bagian dari dunia
• Menumbuhkan rasa zuhud terhadap dunia
• Senantiasa didengar doanya
• Ilmu itu senantiasa berada di hatinya
• Menganggap bahwa dirinya tidak memiliki sesuatu dan kedudukan
• Menjadikannya benci akan tazkiah dan pujian
• Selalu mengharapkan akhirat
• Menunjukkan kepadanya agar lari dan menjauhi dunia. Yang paling
menggiurkan dari dunia adalah kepemimpinan, kemasyhuran dan pujian
• Tidak mengatakan bahwa dia itu memiliki ilmu dan tidak mengatakan
bahwa orang lain itu bodoh, kecuali terhadap orang-orang yang
menyelisihi sunnah dan ahlussunnah. Sesungguhnya dia mengatakan hal itu
karena hak-hak Allah, bukan untuk kepentingan pribadinya.
• Berbaik sangka terhadap ulama-ulama salaf (terdahulu) dan berburuk sangka pada dirinya.
• Mengakui keutamaan-keutamaan orang-orang yang terdahulu di dalam ilmu dan merasa tidak bisa menyaingi martabat mereka
• Sedikit berbicara karena takut jika terjadi kesalahan dan tidak
berbicara kecuali dengan ilmu. Sesungguhnhya, sedikitnya
perkataan-perkataan yang dinukil dari orang-orang yang terdahulu
bukanlah karena mereka tidak mampu untuk berbicara, tetapi karena mereka
memiliki sifat wara’ dan takut pada Allah Taala
Adapun ciri-ciri ilmu yang tidak bermanfaat di dalam diri seseorang:
• Ilmu yang diperoleh hanya di lisan bukan di hati
• Tidak menumbuhkan rasa takut pada Allah
• Tidak pernah kenyang dengan dunia bahkan semakin bertambah semangat dalam mengejarnya
• Tidak dikabulkan doanya
• Tidak menjauhkannya dari apa-apa yang membuat Allah murka
• Semakin menjadikannya sombong dan angkuh
• Mencari kedudukan yang tinggi di dunia dan berlomba-lomba untuk mencapainya
• Mencoba untuk menyaing-nyaingi para ulama dan suka berdebat dengan orang-orang bodoh
• Tidak menerima kebenaran dan sombong terhadap orang yang mengatakan
kebenaran atau berpura-pura meluruskan kesalahan karena takut
orang-orang lari darinya dan menampakkan sikap kembali kepada kebenaran
• Mengatakan orang lain bodoh, lalai dan lupa serta merasa bahwa dirinya selalu benar dengan apa-apa yang dimilikinya
• Selalu berburuk sangka terhadap orang-orang yang terdahulu
• Banyak bicara dan tidak bisa mengontrol kata-kata
=============
Ustadz Abu Ahmad Said Yai, MA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar